- Camat, Yusuf Ari Wibowo
S.ST.MS beserta istri
- Ramil-12/SWG Mayor
Art.Suwadi
- Kapolsek Sawangan, AKP
.Tugimin
- Beberapa kepala desa se-
Kecamatan Sawangan
- Pendamping PKH
- Pihak Puskesmas Sawangan
- Pendamping dan perangkat
Desa Tirtosari
- PKK
- Dari bidang keamanan
melibatkan Senkom dan Limnas
- Masyarakat setempat
Pencanangan kampung Pancasila diawali dengan arak-arakan yang menuntun datangnya para pejabat beserta jajarannya menuju gedung yang mana telah ramai sambutan dari masyarakat. Kemudian dibuka dengan beberapa penampilan menarik anak -anak dari tingkat TK sampai SMP mulai dari drummer, pembacaan puisi dan tontonan menarik lainya. Setelah itu disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan sila -sila Pancasila. Dalam pidato singkatnya Purwadi S.Pd. menambahkan
"Pancasila merupakan satu-satunya ideologi untuk bangsa Indonesia yang telah dicetuskan oleh pendiri negara kita sebagai wadah untuk menampung keanekaragaman yang ada sehingga kita tinggal meneruskannya bukan merubah atau merusaknya." Ujar Yusuf Ari Wibowo selaku camat setempat.
Pencanangan Dusun Ngepoh sebagai Kampung Pancasila diapresiasi baik oleh masyarakat. Terbukti saat Bapak Yusuf meresmikan dan memberi tanda tangannya pada sebuah prasasti yang nantinya akan ditempel dan diletakkan disana.
Saat menjelang siang hari, acara dilanjutkan dengan makan bersama dan istirahat sejenak. Para santri ikut membantu menyiapkan berbagai hidangan khas merti desa. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh pihak panitia dari Ibu-ibu PKK bahwa acara Pencanangan Kampung Pancasila sekaligus sebagai merti desa, wujud rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah di Dusun Ngepoh ini.
" Dengan berbagai kondisi di zaman seperti saat ini kita bersyukur kita bisa hidup dan tinggal di daerah yang nyaman dan aman. Untuk kedepannya kita berharap bahwa penetapan sebagai Kampung Pancasila bisa membentuk kepribadian yang religius, meningkatkan toleransi dengan sesama serta mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan dan dalam menghadapi pengaruh ideologi lain yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia." Tambah Waryono selaku ketua pondok pesantren Sabilul Muttaqin.
Kesenian khas Magelang yang ditampilkan semakin meramaikan kegiatan ini. Ada penampilan tari indang, fashion show yang mengusung tema gaun dari daur ulang plastik, topeng ireng dan seni Brondut atau kubro dangdut. Semangat warga untuk menonton tampak dari jumlah warga yang terus berdatangan. Dalam puncaknya, acara ditutup dengan foto bersama.
0 Komentar